Sabtu, 05 Februari 2011

Monumen Perjuangan Mlati

Deskripsi : berbentuk tugu segiempat. Berdiri di atas batur setinggi 1 meter. Dasar tugu beralas tingkat tiga. Bagian depan terdapat relief bergambar obor yang menyala, topi baja, bambu runcing dan senapan bersilang, rangkaian padi dan kapas, bintang emas pada puncak di tengah-tengah dan dibingkai rangkaian rantai yang tidak putus. Di bawah relief terdapat tulisan yang menyebutkan peristiwa dan daftar pejuang yang gugur.
Sejarah:
Pada hari Sabtu Legi Bulan Februari 1949 Pos-pos Belanda di daerah Jombor, Mlati, Cebongan sampai Jumeneng dihancurkan oleh Pejuang Republik Indonesia. Karena Belanda merasa kesal oleh ulah pejuang tersebut maka bermaksud membersihkan kawasan Mlati Dukuh, Tegal Mraen sampai wilayah Kronggahan. Namun pejuang RI yang dibantu oleh pemuda-pemuda Mlati yang sudah militan karena dilatih oleh kadet Militer Akademi dari Kota Baru yang bernama Kadet Minggo berusaha mengadakan perlawanan dengan cara penyergapan secara tiba-tiba. Karena kalah senjata maka sebanyak 14 pejuang gugur bahkan penduduk ynag dicurigai langsung ditembak dan ada yang dibayonet. Misalnya Bpk Sastro Sardjono dibayonet perutnya namun masih hidup. Sedangkan Sdr Bagong gugur. Kemarahan Belanda juga dipicu adanya jembatan-jembatan di kawasan Kronggahan dan sekitarnya yang dihancurkan pejuang RI. Untuk itu jembatan-jembatan selalu dijaga ketat oleh serdadu Belanda. Untuk mengurangi tekanan dari gerilyawan maka daerah Mlati, Kronggahan, Cebongan sampai Jumeneng dihancurkan. Salah satu korban yang gugur adalah Sersan Yusuf dari Batalyon 151.
Nama-nama korban yang gugur:
Di Cebongan Gugur Sersan Yusuf.
Di daerah Mlati 14 pasukan yaitu:
1. Wignyo Warsito
2. Joyo Iyun
3. Setridirjo
4. Wongsoarjo
5. Karsodimejo
6. Bagong
7. Somoirono
8. Mangunkaryo
9. Manguntaruno
10. Barimah
11. Wongsodirjo
12. Kartowiguno
13. Kartodikromo
14. Tubin.

Alamat : Mlati Jati, Sendangadi, Mlati, Sleman

Sumber : www.tourismsleman.com

Monumen Perjuangan Prambanan

Sejarah :
Perlawanan dengan Belanda dipimpin oleh Sudjono dari Batalyon IV Brigadir X Infantri yang ditugasi membuyarkan konsentrasi Belanda di Wilayah Timur. Pasukan ini berhasil mengganggu konsentrasi Belanda yang akan menyerang Ibu Kota RI Yogyakarta. Karena mereka berbaur dengan rakyat, Belanda mengalami kesulitan melacak. Di wilayah ini banyak didirikan lumbung-lumbung padi dan ada gudang Gula Tanjungtirto yang digunakan sebagai markas, sehingga suplay makanan dari rakyat sangat mendukung dalam gerilya. Semangat gerilya pasukan RI pantang menyerah terbukti dengan bisa menghancurkan 1 panser Wagen yang berpatroli di wilayah ini. Karena tidak bisa dipatahkan oleh Belanda maka daerah ini dibumihanguskan. Namun yang menjadi korban malah rakyat sebanyak 25 orang. Untuk menghalangi jalan Belanda, sepanjang jalan Parmbanan-Piyungan dipasang rintangan dan trek bom.

Alamat : Potrojayan Madurejo Prambanan

Sumber : www.tourismsleman.com