Museum Gunung Api Merapi dibangun atas kerjasama Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Museum dibangun tahun 2005 dan diresmikan penggunaan 1 Oktober 2009. Terletak dikawasan Wisata Kaliurang, diantara dua jalan utama menuju Gerbang Utama Boyong dan Gerbang Utama Ngipiksari. Dari arah Yogyakarta melalui Jalan Kaliurang sebelum Gerbang Utama Ngipiksari Kaliurang (Banteng) belok kiri, atau ambil jalan ke kiri di Depan Panti Asih ikuti petunjuk arah MGM.
Meningkatnya geo-wisata kegunungapian di daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Gunungapi Merapi. Menyampaikan informasi dan pendidikan Ilmu Kebumian terutama yang berkaitan dengan mitigasi bencana letusan gunungapi, mendorong pengembangan potensi ekonomi rakyat yang mendukung pariwisata.
Nama Gunung Merapi sendiri lokasinya secara adminitratif termasuk Kab. Sleman, Propinsi D.I.Yogyakarta, Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten, Prop. Jawa Tengah. Ketinggiannya 2986 m. dpl (kondisi tahun 2006). dan tipe Gunungapi adalah tipe strato dengan kubah lava.
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di jalur pertemuan lempengan bumi sehingga menjadi negara yang rawan gempa. Selain itu, Indonesia juga berada di kawasan cincin api yang memiliki 500 gunung berapi di mana terdapat 129 gunung berstatus aktif. Jumlah itu mencakup 13 persen dari total gunung api aktif di dunia. Hal itu tentu saja kembali menegaskan bahwa Indonesia terletak di daerah rawan bencana. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya mitigasi untuk menekan jumlah korban jiwa ketika bencana melanda.
Museum Gunung Merapi sebagai sebuah wahana wisata baru yang dibangun di kawasan lereng selatan Merapi hadir untuk menjawab hal tersebut. Obyek wisata yang dirancang sebagai wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunung api, gempa bumi, dan bencana alam lainnya ini diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro.
Museum yang memiliki semboyan “Merapi Jendela Bumi” ini menempati lahan seluas 3,4 hektar dengan luas bangunan 4.470 meter persegi dan terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisikan benda-benda koleksi museum yang dibagi dalam ruangan-ruangan dengan tema Volcano World, On The Merapi Volcano Trail, Manusia dan Gunung Api, Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bencana Gerakan Tanah, Diorama, Peralatan Survey, Extra-terestrial Volcano, dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan lantai dua digunakan sebagai gedung pemutaran film tentang Gunung Merapi, yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.
B. Keistimewaan
Suhu yang sejuk bahkan cenderung dingin akan menyambut saat Anda melangkahkan kaki dari tempat parkir menuju pelataran museum. Jika cuaca sedang cerah, puncak Merapi yang kokoh dan rimbunnya pepohonan akan terlihat sebagai latar belakang bangunan museum. Menaiki satu persatu anak tangga yang ada di pelataran museum akan mengingatkan Anda pada pintu gerbang utama kompleks Candi Ratu Boko. Hal ini tidaklah berlebihan, karena konsep pembangunan Museum Gunung Merapi lekat dengan nilai-nilai filosofis Jawa. Arsitektur museum sendiri merupakan representasi dari bentuk candi (pintu utama dan pelataran), tugu Jogja (puncak bangunan), Gunung Merapi (bangunan keseluruhan), serta konsep keraton sebagai citra dunia (denah bangunan yang sentripetal).
Memasuki pintu utama, Anda akan disambut dengan maket Gunung Merapi berukuran besar yang terus menerus mengeluarkan asap dan memuntahkan magma. Tak ketinggalan pula terdengar bunyi gemuruh yang menggelegar dari gunung tersebut. Jika Anda ingin mengetahui tentang kronologis meletusnya Gunung Merapi, Anda dapat memencet tombol narasi yang ada di samping maket tersebut. Tak berapa lama akan terdengar suara narator dengan backsound musik Jawa menceritakan kisah meletusnya Gunung Merapi. Selain itu, terdapat tiga tombol yang masing-masing bertuliskan tahun 1969, 1994, dan 2006. Jika Anda memencet salah satu tombol tersebut, maka sebaran aliran magma akan berubah sesuai dengan kejadian yang terjadi pada tahun tersebut.
Selanjutnya Anda akan memasuki zona dunia gunung api. Di zona ini terdapat berbagai foto dokumentasi dan alat peraga tentang fenomena kegunungapian yang ada di seluruh dunia. Foto-foto dan alat peraga tersebut disajikan lengkap dengan keterangan dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jadi, meskipun Anda datang sendirian tanpa pemandu, dijamin Anda pasti akan paham dengan semua gambar-gambar tersebut.
Setelah puas menikmati zona dunia gunung api, Anda dapat meneruskan langkah menuju zona khusus Gunung Merapi. Semua informasi tentang Gunung Merapi disajikan di ruangan tersebut. Mulai dari fenomena pertumbuhan kubah Gunung Merapi, mitos seputar Gunung Merapi, pos pengamatan Gunung Merapi dari era Belanda hingga era modern, dan masih banyak lagi. Semua disajikan dalam gambar dan foto yang menarik. Tak hanya itu, di zona tersebut juga ditunjukkan bagaimana caranya menyelamatkan diri dari ancaman bahaya gunung api yang meletus. Oleh karena itu, tampaknya cukup wajar dan tidak berlebihan jika Museum Gunung Merapi juga dijadikan sebagai wahana pendidikan mitigasi untuk menekan jumlah korban jiwa.
Di salah satu ruangan Museum Gunung Merapi terdapat koleksi alat-alat yang biasa digunakan dalam proses pemantauan aktivitas gunung berapi. Selain itu, juga ada berbagai macam batuan yang dibawa oleh letusan Merapi, salah satunya adalah batu bom (vulcanic bomb) Gunung Merapi yang berbentuk batuan pijar berdiameter 65 mm lebih. Koleksi lainnya adalah peralatan masak warga yang rusak terkena erupsi, serta kerangka sepeda motor milik warga yang tewas di bungker Kaliadem pada 14 Juni 2006.
Sebagai sebuah museum yang dirancang untuk menjadi pusat informasi, penelitian, pendidikan dan wisata tentang kegunungapian di seluruh dunia secara umum dan Gunung Merapi secara khusus, Museum Gunung Merapi layak untuk dikunjungi. Para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan sangat disarankan untuk mengunjungi museum ini, dikarenakan akan ada begitu banyak informasi yang disajikan oleh Museum Gunung Merapi lengkap dengan visualisasinya. Sehingga, proses pembelajaran tentang kegunungapian menjadi sesuatu yang menarik dan tidak membosankan.
C. Lokasi
Museum Gunung Api Merapi terletak di kawasan lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya berada di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
D. Akses
Akses menuju Museum Gunung Api Merapi terbilang cukup mudah, hal ini dikarenakan Museum Gunung Merapi terletak satu jalur dengan kawasan wisata Kaliurang. Dari arah Yogyakarta, silakan Anda menyusuri Jalan Kaliurang. Kurang lebih 20 km perjalanan, Anda berbelok ke arah kiri, dan ikuti jalan menuju obyek wisata Kaliurang dari pintu masuk sebelah barat (Jalan Boyong). Tak berapa lama Anda akan menemukan gerbang masuk kawasan wisata Kaliurang. Silakan Anda belok kanan, Museum Gunung Merapi terletak persis di ujung jalan tersebut.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum Gunung Merapi disarankan membawa kendaran pribadi baik mobil maupun motor. Hal ini dikarenakan tidak adanya angkutan umum yang melintasi museum ini, sehingga Anda harus berjalan kaki sekitar 2 km dari Jalan Kaliurang. Namun, jika Anda tetap ingin menggunakan angkutan umum, Anda dapat naik mikromini jurusan Jogja-Kaliurang. Setelah sampai di depan gedung Oasis Crisis Center, silakan Anda turun kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri Jalan Boyong.
E. Tiket Masuk
Wisatawan yang ingin memasuki Museum Gunung Api Merapi diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000,00. Selain itu, wisatawan yang membawa sepeda motor akan dikenai biaya parkir sebesar Rp 1.500,00, mobil Rp 2.000,00, sedangkan bus Rp 10.000,00 (Januari 2010). Museum ini buka pada hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 – 15.30. Khusus untuk hari Senin museum libur.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Sebagai obyek wisata yang masih baru di Kabupaten Sleman, fasilitas yang dimiliki oleh Museum Gunung Merapi belum begitu lengkap namun sudah cukup memadai bagi wisatawan. Di Museum Gunung Merapi terdapat rest room, toilet, areal parkir, dan pelataran yang sangat luas. Saat ini pihak pengelola Museum Gunung Merapi sedang menambah berbagai fasilitas untuk pengunjung seperti gazebo, kafetaria, serta gedung teater. Kawasan ini juga sedang dalam proses pengembangan menuju kawasan wisata terpadu alternatif.
Meskipun belum ada kafetaria di dalam museum, Anda tidak perlu khawatir, karena sekitar 100 meter dari museum terdapat warung makan yang dikelola oleh penduduk lokal. Jangan lupa belilah jadah tempe sebagai oleh-oleh khas Kaliurang. Wisatawan yang ingin menikmati dinginnya malam di lereng Merapi dapat menginap di hotel maupun losmen yang ada di kawasan tersebut. Jika Anda memiliki waktu yang cukup banyak, silakan Anda melanjutkan perjalanan ke Kaliurang, Museum Ulen Sentalu, Tlaga Putri, Lava Tour Kaliadem, ataupun agrowisata di sekitar Turi dan Pakem.
Smber : www.tourismsleman.com